Jumat, 29 Juli 2011

seKoLah PerHoteLan Surabaya

Jika rekan-rekan yang baru lulus SMA/SMK sederajat, atau yang masih bingung mau jadi apa nantinya dan kerja apa,???ini ada sekolah perhotelan di surabaya yang di ditanggung tempat magangnya,,,dengan 40% teori dan 60% praktek,...di gembleng Bhs. INGGRISNYA sampai Cas Cis Cus Program 1 Tahun,
anda berminat Silahkan Print Brosur ini,,,SEMOGA BermanFaat

Senin, 25 Juli 2011

Warnamu aDalah kMu

Ungkap Kepribadian Lewat Warna
WARNA apa yang dominan Anda kenakan sehari-hari? Hmm... nice! Warna tak hanya sekedar menunjukkan selera atau favorit saja lho, tapi juga menunjukkan kepribadian Anda.

Penelitian ini telah dilakukan bertahun-tahun lamanya. Ditemukan bahwa warna favorit, atau warna yang paling mendominasi isi lemari mengungkapkan kepribadian seseorang. So, let's have fun today. Intip warna favorit yang menceritakan soal Anda yuk!

Hitam

Anda yang menyukai warna hitam cenderung punya pemikiran yang konservatif. Anda sangat tahu apa kelebihan diri Anda. Warna hitam juga cenderung membuat Anda ingin tampil seksi dan percaya diri.

Pink

Warna ini cenderung dikenal sebagai warna feminin. Namun di balik girly image-nya, sebenarnya warna ini menyembunyikan kepribadian Anda yang misterius. Jadi, tak benar jika seseorang yang menyukai warna pink adalah sosok yang sangat girly, bisa jadi ia pandai memainkan gayanya.

Merah

Anda cerdas, berani dan vokal! Anda sangat suka berada di tengah banyak orang dan menjadi pusat perhatian. Anda suka berpetualang dan tak suka ditentang.

Biru

Seperti kesan yang didapat dari kejernihan warnanya, Anda yang menyukai warna biru adalah sosok penyayang dan berjiwa bebas. Anda percaya bahwa kecantikan dari dalam dirilah yang membuat Anda cantik seutuhnya.

Orange

Warna ini menunjukkan Anda adalah orang yang tulus, menikmati tantangan dan hal-hal baru. Anda juga punya ambisi besar serta senang menjadi pusat perhatian.

Kuning

Jika Anda suka warna kuning, maka Anda adalah orang yang optimis. Suka akan tantangan dan kegiatan di luar ruangan, terutama olahraga. Anda adalah orang yang fleksibel dan punya intuisi yang kuat.

Putih

Warna putih ini dikatakan sebagai warna netral, dan demikian pula dengan Anda yang memfavoritkan warna satu ini. Anda cenderung pecinta damai dan tak suka memihak. Anda juga termasuk orang yang tenang dan mudah berteman dengan siapa saja.

Hijau

Jika Anda pecinta hijau, maka tak salah lagi, Anda adalah sosok pecinta lingkungan. Sekalipun mungkin Anda bukan orang yang terjun di dalam organisasi pecinta lingkungan, namun Anda berusaha menjaga lingkungan sekitar Anda. Anda juga sosok yang keras kepala, namun sekaligus teman yang menyenangkan.

Coba ingat lagi, warna apa sih sebenarnya yang dominan di hidup Anda?(kpl/ICH)

Hub. Stres dgn Berat Badan Turun dan Obesitas

Lalu apakah stress selalu menyebabkan obesitas? Jawabannya adalah iya, tapi tidak semua orang. Sebagian orang kehilangan nafsu makan dan berat badan ketika mereka stress. Namun umumnya orang stress sering menyebabkan kegemukan. Hal ini akan menyulitkan seseorang untuk mempertahankan berat atau menurunkan berat badan.
Stress adalah respon dari berbagai jenis tekanan, dapat berupa tekanan fisik atau tekanan mental. Ketika seseoarang mengalami stress maka tubuh akan mengeluarkan 2 jenis hormon yang akan dilepaskan ke dalam darah sebagai bentuk reaksi terhadap, yaitu hormone adrenalin dan kortisol. Kedua jenis hormon ini berfungsi pada saat keadaan gawat/emergency, yang butuh tindakan penyelamatan yang cepat.
Lalu bagaimana stress dapat menyebabkan obesitas?
Hal ini di sebabkan karena peran dari hormon kortisol (dikenal sebagai hormon stress) yang berfungsi untuk mempercepat proses matabolisme karbohidrat, lemak dan protein untuk diubah menjadi gula darah sehingga kadar gula darah meningkat. Pada saat gula darah meningkat inilah tubuh merespon untuk mengubahnya kembali menjadi lemak yang kemudian akan disimpan dalam tubuh. Sehingga terjadi penimbunan lemak. Jumlah hormon kortisol yang dilepaskan tiap orang berbeda-beda, semakin tinggi hormon kortisol yang dilepaskan semakin tinggi kecenderungan seseorang makan lebih banyak, sehingga jangan heran jika seseorang stress cenderung makan lebih banyak. Inilah penyebabnya, karena hormone kortisol yang dilepaskan tinggi.
Di satu sisi, stress juga dapat menyebabkan proses pembakaran kalori menjadi berkurang. Akibatnya kalori yang ada di dalam tubuh, akan diubah menjadi lemak. Selain itu stress juga menyebabkan kelainan perubahan emosi, dimana seseorang akan merasa lebih nyaman dengan makan apa saja yang ia dapatkan. Tentu saja akan menyebabkan seseorang akan menjadi lebih gemuk karena nafsu makannya meningkat (Asrul, 2011b).
Berdasarkan penelitian terbaru di Inggris, tidak ada hubungan signifikan antara stres yang diderita dan naiknya berat badan.. Mereka menganalisis 32 studi yang sudah diterbitkan sebelumnya dan menemukan bahwa mayoritas studi tidak menunjukkan hubungan antara tingkat stres dan penambahan berat badan seseorang selama beberapa tahun.
Beberapa penelitian difokuskan pada tingkat stres peserta di tempat kerja, sementara yang lain mengukur tingkat stres dalam kejadian yang umum terjadi dalam kehidupan, meliputi trauma besar seperti mengalami penyakit serius atau perceraian dan masalah kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, para peneliti mengemukakan, 69 persen dari studi tersebut tidak menemukan adanya hubungan yang jelas antara tingkat stres dan berat badan. Sekitar 25 persen studi mengaitkan tingkat stres yang lebih tinggi dengan penambahan berat badan yang lebih banyak, dan 6 persen sisanya menemukan bukti bahwa tingkat stres yang lebih tinggi terkait dengan penurunan berat badan dari waktu ke waktu (Anonimus, 2011c).

BAB 3 Tinjauan Pustaka Stres

3.1 Stres
3.1.1 Pengertian stres
Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau teori Selye, menggambarkan stres sebagai kerusakan yang terjadi pada tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab stres tersebut positif atau negatif. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memerhatikan stresor atau penyebab tertentu (Isaacs, 2004).
Stres adalah cara tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan, kegelisahan, dan tugas-tugas berat yang harus dihadapi sehari-hari. Ketika tekanan terhadap tubuh semakin besar, kadang-kadang kita jatuh sakit dan merasakan gangguan lainnya (Budi Tri Akoso dan Galuh H.E. Akoso, 2009b).
Stres sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Stres adalah persepsi kita terhadap situasi atau kondisi di dalam lingkunagn kita sendiri. Baik nyata maupun imajinasi, persepsi terhadap stress sebenarnya berasal dari perasaan takut atau marah. Perasaan ini dapat diekspresikan dalam sikap tidak sabar, frustasi, iri, marah, depresi, bimbang, cemas, rasa bersalah, khawatir, atau apati (Widyastuti, 2003).
Stres menurut Hans Selye dalam buku (Hawari, 2001) menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distres.
Pada gejala stres, gejala yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan-keluhan somatik (fisik), tetapi dapat pula disertai keluhan-keluhan psikis. Tidak semua bentuk stres mempunyai konotasi negatif, cukup banyak yang bersifat positif, hal tersebut dikatakan eustres.

3.1.2 Stressor
1. Pengertian
Stressor adalah variabel yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab timbulnya stress, datangnya stressor dapat sendiri-sendiri atau dapat pula bersamaan (Rasmun, 2004).
Stresor psikososial adalah setiap keadaan/peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga seseorang itu terpaksa mengadakan adaptasi/penyesuaian diri untuk menanggulanginya. Namun, tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stresor tersebut, sehingga timbulah keluhan-keluhan antara lain stres (Hawari, 2001).

2. Sumber stress
Sumber stress dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stress dapat berupa biologi/ fisiologi , kimia, psikologik, social dan spiritual, terjadinya stress karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehtan fisik dan psikologis contohnya:
a.       Stressor biologik dapat berupa; mikroba, bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan, binatang, bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan misalnya; tumbuhnya jerawat (acne), demam, digigit binatang dll, yang dipersepsikan dapat mengancam konsep diri individu.
b.      Stressor fisik dapat berupa; perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi; yang meliputi letak tempat tinggal, domisili, demografi; berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi kepadatan penduduk, imigrasi, kebisingan dll.
c.       Stressor kimia; dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa sedangkan dari luar tubuh dapat berupa obat, pengobatan, pemakaian alcohol, nikotin, cafein, polusi udara, gas beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan-bahan pengawet, pewarna dll.